Logo WhatsApp Ma'had Al Yusro Logo Instagram Ma'had Al Yusro Logo YouTube Ma'had Al Yusro Logo Facebook Ma'had Al Yusro
Temukan Informasi Yang Anda Cari

Kurikulum Tahfizh

Tahfidz merupakan salah satu program unggulan Ma’had Tahfizh Al Yusro. Target kompetensi 30 juz mutqin bersanad. Tenaga pengajar dari berbagai alumni perguruan tinggi baik dari dalam dan luar negeri serta alumni pesantren ternama. 

A. Kegiatan

Program ini meliputi dua jenis kegiatan utama dan tiga kegiatan penunjang.

1. Kegiatan Utama

Tilawah dan Tahfizh, mencakup:

  • Kegiatan Rutin Harian: Ziyadah (Menambah Hafalan): Hifzhul Jadid (Menambah hafalan baru), Setoran Sabaq (Ayat atau maqtho’ hafalan baru), Muraja’ah (Mengulang Hafalan): Setor Sabqi (Hafalan yang belum mencapai satu juz), Setor Manzil (Hafalan satu juz), Isti’dad (Persiapan), sabaq (Menguatkan hafalan) .
  • Kegiatan Rutin Pekanan: Tasmi’ pada kegiatan kajian Sabtu pagi, Khataman tilawah Al-Qur’an setiap Jumat sore.
  • Kegiatan Rutin Enam Bulanan: Haflah Khatmil Qur’an.
  • Kegiatan Rutin Tahunan: Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ), Mukhayyam Qur’an (MQ).
  • Kegiatan Insidentil: Kompetisi eksternal yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga luar Ma’had.

Tahsin, mencakup:

  • Tahsin Fardi: Dilakukan perorangan di setiap halaqah, terutama untuk santri yang belum mahir dalam tilawah.
  • Tahsin Jama’i (Massal): Dilakukan oleh semua santri dari semua tingkat untuk menjaga kualitas bacaan.
  • Qira’ah Mujawwadah: Latihan membaca dengan rumus bacaan atau langgam (nada bacaan Al-Qur’an yang populer di kalangan ahli qira’ah dengan metode murattal).

2. Kegiatan Penunjang

  • Tadabbur Al-Qur’an: Memahami kandungan Al-Qur’an yang dilakukan di halaqah setiap hari Sabtu.
  • Kajian Tafsir Al-Qur’an: Diselenggarakan di Masjid Ma’had untuk santri dan masyarakat umum setiap pekan.
  • Kajian Kitab Adab Penghafal Al Qur’an (At-Tibyan Fii Hamalatil Qur’an, Imam Nawawi).

3. Waktu

Kegiatan Tahfizh

  • Setoran Hafalan Baru (Sabaq): Senin-Jumat setelah Shubuh, pukul 05.00–06.30 (1 x 75–90 menit).
  • Hifzhul Jadid: Senin-Jumat di waktu Dhuha, pukul 07.00–10.00 (3 x 60 menit).
  • Setoran Sabaq atau Manzil: Senin-Kamis setelah Ashar, maksimal satu jam sebelum Maghrib (1 x 60 menit).
  • Isti’dad (Persiapan): 45 menit antara Maghrib dan Isya (1 x 45 menit).
  • Khataman Tilawah Al-Qur’an: Antara Ashar dan Maghrib setiap Jumat.
  • Tasmi’ Kajian Sabtu Pagi: Dilaksanakan sebelum kajian inti dimulai (kondisional).
  • Musabaqah Internal: Diselenggarakan setiap tahun, sekurang-kurangnya sebulan sebelum evaluasi semester akhir.
  • Kompetisi Eksternal: Dilaksanakan sesuai jadwal lembaga terkait.

Kegiatan Tahsin

  • Tahsin Semesteran: Dilakukan setiap semester pertama tahun pelajaran selama 6 bulan.
  • Tahsin Jama’i: Diselenggarakan minimal satu kali dalam sepekan (1 x 30 menit) sesuai jadwal.

Kegiatan Kajian Kitab

  • Tadabbur Al-Qur’an: Satu kali dalam sepekan (1 x 75 menit).
  • Kajian Tafsir: Satu kali dalam sepekan (1 x 45 menit).
  • Kajian Kitab Adab Penghafal: Satu kali dalam sepekan (1 x 30 menit).

B. Kriteria Muhaffizh

  1. Program ini diampu oleh para Muhaffizh (penghafal Al-Qur’an).
  2. Kriteria Utama Muhaffizh: Diutamakan yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz mutqin.
  3. Alternatif Kriteria: Jika kriteria utama tidak terpenuhi, maka diutamakan tenaga Tahfizh yang memiliki kualitas tilawah yang baik dan memiliki hafalan minimal 10 juz.
  4. Kompetensi Tambahan Muhaffizh: Harus memiliki kompetensi Bahasa Arab aktif dan pasif dengan kemampuan minimal Jayyid.
  5. Peran Ganda Muhaffizh: Para pengampu program ini juga bertindak sebagai musyrif (pengasuh santri) yang menjadi anggota halaqahnya.
  6. Rasio Ideal Muhaffizh dan Santri: Rasio ideal adalah 1:8.
  7. Rasio Maksimal Muhaffizh dan Santri: Jika rasio ideal tidak bisa terpenuhi, maka maksimal rasio adalah 1:12.
  8. Pembinaan Muhaffizh: Pembinaan Rutin: Dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam sepekan oleh Kepala Bidang Tahfizh atau Asatidzah, Pembinaan Intensif: Dilakukan oleh Bidang Personalia dan Umum, Pembinaan Insidental: Dilakukan secukupnya sesuai kebutuhan dan kondisi.
  9. Level Tahfizh Muhaffizh: Muhaffizh Pemula: Dalam masa percobaan dan belum lulus ujian Tahfizh minimal 10 juz, Muhaffizh Muda: Telah lulus ujian verifikasi minimal 10 juz, Muhaffizh Madya: Telah lulus ujian verifikasi minimal 15–20 juz, Muhaffizh Utama: Telah lulus ujian verifikasi 30 juz, Muhaffizh Bersanad: Telah lulus ujian verifikasi 30 juz dan mendapatkan sanad dari seorang Guru/Syeikh.
  10. Koordinasi Program: Seluruh tenaga pengampu Tahfizh berada di bawah kendali dan koordinasi Kepala Bidang Tahfizh tanpa pengecualian.

C. Target Hafalan

1. Target Hafalan Kenaikan Kelas:

  • Marhalah Madrasah (setara SMP Tahfizh Al-Yusro): Kelas VII: 5 juz, Kelas VIII: 10 juz, Kelas IX: 5 juz.
  • Marhalah Darul ‘Ilmy (setara SMA Tahfizh Al-Yusro): Kelas X: 5 juz, Kelas XI: 5 juz.

2. Target Hafalan Kelulusan Marhalah: 

Jumlah hafalan yang harus dicapai santri untuk kelulusan marhalah dan pengambilan Syahadah Ma’had (ijazah pondok).

  • Marhalah Madrasah (setara SMP Tahfizh Al-Yusro): 20 juz.
  • Marhalah Darul ‘Ilmy (setara SMA Tahfizh Al-Yusro): 10 juz.

3. Rincian Juz yang Dihafal

  • Urutan Juz yang Dihafal: Dimulai dari juz 30, 29, 28, 27, 26, kemudian lanjut ke juz 1 hingga seterusnya.
  • Santri Baru/Pindahan: Jika santri baru atau pindahan memiliki hafalan yang berbeda dari urutan yang ditentukan, maka dapat dikonversikan sesuai dengan target Ma’had.
  • Rincian Target Juz per Tahun: 
    • Marhalah Madrasah (setara SMP Tahfizh Al-Yusro): Kelas VII: 5 juz (juz 30, 29, 28, 27, 26), Kelas VIII: 10 juz (juz 1 hingga 10), Kelas IX: 5 juz (juz 11 hingga 15). 
    • Marhalah Darul ‘Ilmy (setara SMA Tahfizh Al-Yusro): Kelas X: 5 juz (juz 16 hingga 20), Kelas XI: 5 juz (juz 21 hingga 25).

 

D. Metode

1. Metode Tahfizh

Pada dasarnya, metode dan cara menghafal Al-Qur'an diserahkan kepada kreativitas dan kecenderungan masing-masing santri dan Muhaffizh. Berikut ini adalah beberapa alternatif cara yang dapat ditempuh dalam proses menghafal:

  • Cara Konvensional, Menghafal ayat atau beberapa ayat (maqtha’) dengan membaca secara berulang-ulang minimal 50 kali.
  • Menghafal Melalui Tulisan, Menghafal ayat dengan cara menulisnya di kertas atau papan tulis. Setelah merasa ingat, tulisan tersebut dihapus dan dilanjutkan dengan menulis ayat berikutnya.
  • Menghafal dengan Menyimak Bacaan Orang Lain, Menghafal dengan mendengarkan bacaan orang lain, baik secara langsung maupun melalui media seperti kaset murattal.
  • Pengulangan Sebelum Beralih, Santri hendaknya tidak berpindah pada ayat atau maqtha’ yang baru sebelum mengulang ayat atau maqtha’ yang lama. Proses ini dilakukan berulang hingga hafalan menjadi kuat.

2. Metode Muroja’ah

Secara umum, muroja’ah adalah upaya penghafal Al-Qur'an untuk memperbanyak volume bacaan ayat yang telah dihafal. Berikut adalah beberapa cara alternatif dalam melakukan muroja’ah:

  • Qira’at Tilmidz ‘ala Al Muhaffizh, Santri membaca di depan Muhaffizh pengampu maqtha’ atau maqra’ (beberapa ayat) hafalan yang dihafalkan, sedangkan Muhaffizh menyimak dan mengoreksi bacaannya.
  • Qira’at Muhaffizh ‘ala Tilmidz, Muhaffizh membacakan maqtha’ atau maqra’ yang hendak dihafalkan santri secara berulang-ulang, dan santri menirukan bacaan Muhaffizh.
  • Al Qira’ah Bi Ad-Daur, Santri dalam halaqah membaca secara bergiliran sesuai dengan maqtha’ atau maqra’ yang telah ditentukan, sedangkan Muhaffizh menyimak dan mengoreksi.
  • Al Muraja’ah Al Jauziyyah, Santri membaca secara berpasang-pasangan dengan rekannya, sedangkan Muhaffizh memonitor bacaan secara umum.
  • Al Muraja’ah Al Jama’iyyah, Mengulang hafalan secara massal dan kolosal (tasmi’ jama’i).
  • Al Muraja’ah Fi As-Sholah, Mengulang hafalan dalam shalat, baik shalat sunnah maupun fardhu.
  • Al Muraja’ah Abra Al Imtihan, Mengulang hafalan melalui ujian, baik formal maupun non-formal, dengan meminta Muhaffizh untuk menguji hafalan.
  • Al Muraja’ah Abra Al ‘Iqab, Mengulang hafalan sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan.
  • Al Muraja’ah Abra Al Musabaqah, Mengulang hafalan melalui kompetisi yang diadakan, baik internal maupun eksternal.
  • Al Muraja’ah Abra Haflah Khatmil Qur’an, Mengulang hafalan melalui acara khataman Al-Qur'an yang diselenggarakan.
  • Pentingnya Frekuensi, Kekuatan hafalan tergantung pada frekuensi dan volume pengulangan. Semakin sering diulang, hafalan akan semakin kuat.

3. Buku Mutaba’ah

Buku mutaba’ah Tahfizh adalah alat kelengkapan administrasi kegiatan Tahfizh dan muroja’ah. Komponen Buku Mutaba’ah adalah sebagai berikut:

  • Cover Depan: Memuat nama buku, nama Ma’had, logo Ma’had, alamat Ma’had, nama santri, kelas santri, dan nama Muhaffizh pengampu.
  • Bagian Inti Buku: Terdiri dari halaman Sabaq, Sabqi, dan Manzil.
  • Lembar Catatan Kejadian: Berisi kolom untuk mencatat nomor, tanggal kejadian, jenis kejadian, tindak lanjut, dan keterangan.
  • Halaman Ziyadah: Terdapat kolom untuk mencatat tanggal, nama surat, nomor juz, nilai, dan paraf/tanda tangan Muhaffizh.
  • Halaman Muraja’ah: Terdapat kolom untuk mencatat tanggal, halaman yang diulang, nomor juz, nilai, dan paraf/tanda tangan Muhaffizh.
  • Informasi Wajib: Halaman Ziyadah dan Muraja’ah harus memuat nama surat/halaman yang dihafal, juz, nilai, dan paraf.
  • Rekapitulasi Bulanan: Hasil catatan santri direkap setiap bulan oleh tim Tahfizh dan diserahkan kepada Kepala Bidang Tahfizh sebagai bahan laporan bulanan.
  • Nilai Rata-rata: Nilai dalam buku dirata-rata untuk tiap bulan sebagai nilai ulangan mid semester santri dalam mata pelajaran Tahfizhul Qur’an.
  • Dokumentasi Santri: Buku ini menjadi salah satu perangkat portofolio santri selama masa pendidikan di Ma’had.
  • Laporan Pencapaian: Buku diserahkan kepada wali santri saat kenaikan kelas sebagai laporan pencapaian hafalan.

4. Evaluasi

Program ini wajib dievaluasi secara berkala, terencana, dan terukur. Jenis Evaluasi yang dilakukan diantaranya:

  • Evaluasi Pekanan: Dilaksanakan saat rapat evaluasi masing-masing bagian Tahfizh putra dan putri.
  • Evaluasi Bulanan: Dilaksanakan saat rapat evaluasi gabungan bagian Tahfizh putra dan putri.
  • Evaluasi Rapat Pimpinan: Dilaksanakan dalam rapat pimpinan untuk menilai program secara menyeluruh.

 

E. Ujian Tahfizh

1. Pelaksanaan Ujian Tahfizh

Ujian Tahfizh dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada semester ganjil dan semester genap. Ujian ini dilaksanakan mulai dari awal semester hingga waktu terakhir ujian sekolah. Waktu pelaksanaan ujian dapat mengalami perubahan berdasarkan kondisi tertentu. Perubahan waktu hanya akan dilakukan jika tidak menimbulkan risiko yang merugikan. Alokasi waktu untuk ujian akan disesuaikan dengan kondisi yang ada, termasuk jumlah penguji dan santri yang akan diuji.

2. Jenis Ujian

Dalam program ini terdapat empat bentuk ujian, yaitu:

  • Ujian Kenaikan Juz, Ujian ini dilaksanakan setelah santri menyelesaikan hafalan satu juz, sebelum melanjutkan ke juz berikutnya.
  • Ujian Semester Ganjil, Ujian ini dilaksanakan pada semester ganjil.
  • Ujian Semester Genap ,Ujian ini dilaksanakan pada semester genap dan merupakan syarat untuk kenaikan kelas.
  • Ujian Verifikasi, Ujian ini bertujuan untuk menguji kemampuan hafalan santri yang telah melaksanakan ujian pada semester atau kelas sebelumnya.

3. Materi Ujian Kenaikan Juz

Materi ujian kenaikan juz terdiri dari satu juz yang telah dihafalkan oleh santri dan telah disetorkan kepada Muhaffizh pengampunya, serta dicatatkan dalam buku mutaba’ah yaumiyyah Tahfizh.

4. Materi Ujian Semester

Materi ujian untuk masing-masing semester adalah sebagai berikut:

  • Materi Ujian Semester Ganjil, Materi ujian semester ganjil mencakup satu juz terbaru yang diajarkan di kelas tersebut, dibaca dari awal hingga akhir juz, ditambah hafalan dari kelas sebelumnya.
  • Materi Ujian Semester Genap, Materi ujian semester genap mencakup seluruh juz yang dihafal di kelas tersebut, ditambah hafalan dari kelas sebelumnya.

5. Materi Ujian Verifikasi

Materi ujian verifikasi adalah materi yang diujikan pada semester yang diikuti. Bentuk ujiannya adalah menjawab pertanyaan secara tertulis yang diajukan terkait dengan juz-juz yang diujikan.

Materi ujian ini wajib disosialisasikan kepada santri peserta ujian sebelum pelaksanaan ujian.

6. Aspek Penilaian

Aspek yang dinilai dalam ujian ini mencakup: Kelancaran, Tajwid, Fashohah/Makhraj. Dalam hal kelancaran, santri diperkenankan melakukan tidak lebih dari 10 kesalahan per juz. Kesalahan yang dimaksud adalah ketika santri tidak dapat melanjutkan bacaannya setelah diberikan teguran sebanyak tiga kali. Penilaian Tajwid, Tajwid terkait dengan kemampuan santri dalam menerapkan hukum-hukum tajwid dalam bacaannya. Penilaian Fashohah, Fashohah berkaitan dengan ketepatan pengucapan makharijul huruf.